Senin, 24 April 2017

Baby Hamizan Belajar Makan Sendiri

Hidup adalah proses belajar tanpa henti. Saya juga sedang belajar mengontrol emosi Dan berdamai dengan Inner Child. Perlahan saya berusaha untuk menerima semua proses pembelajaran untuk bayi kami Hamizan. 



Hamizan hari ini diberikan cemilan labu kukus. Enak banget sebenarnya (menurut kita orang dewasa). Sayang hanya habis di remas-remas hamizan lalu ditarok dilantai. Hahaha....

Mubazir??? Iya, kalau kita orang dewasa yang melakukannya. Kalau bayi 7m 28d??? .
Hamizan belum kenal yang namanya MUBAZIR, Hamizan baru mengenal namanya makanan. Labu kukus ini hal baru bagi nya. 😍😍😍

Ingin marah karena bikin rumah berantakan? Ah...........mana ngerti Hamizan soal berantakan dan kerapian!!!😂😂😂

Memberikannya kesempatan bereksplorasi dengan hal yang membuat dia senang adalah proses pembelajaran bagi nya. Dia tengah belajar merasakan tekstur berbagai jenis makanan. Dia tengah merasakan sesuatu yang keras atau lunak. Dia tengah belajar menggerakan jari-jari tangan untuk menggenggam makanan. Dia tengah belajar memasukan makanan sendiri kemulutnya. Dia tengah belajar mandiri untuk makan sendiri nantinya. 😱😱

Kadang ada masa kita tidak siap dengan segala bentuk proses belajar anak. Karena kita tengah memposisikan anak layaknya standar hidup orang dewasa. Kita lupa bahwa anak tengah belajar dan merupakan teko kosong yang akan di isi dengan berbagai nilai dan ilmu.

Saya jadi ingat ini, "anak bukan miniatur orang dewasa". Biarkan mereka bereksplorasi sesuai fase pembelajarannya. Toh, sampai pada saat nya nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan itu akan terlihat juga.

Nikmati saja fase pembelajarannya dulu... Sembari menanam, memupuk dan memelihara nilai-nilai kebaikan sebagai bakal kehidupan nya nanti.

Cerita-cerita lain nya ada di Instagram saya... Coba check IG Bunda Hamizan

Minggu, 23 April 2017

MELIRIK PERAN PEREMPUAN KEKINIAN


Perempuan Melawan Diskriminasi
Pada masayarakat dunia kita kenal dengan istilah gerakan feminis, gerakan ini muncul setelah revolusi industri di Prancis. Dimana perempuan menuntut kesetaraan gender dengan laki-laki dan melibatkan perempuan dalam politik. Gerakan ini terus bergulir sampai pada akhirnya lahirlah Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan yang dikenal dengan CEDAW. CEDAW sudah diratifikasi oleh Indonesia melalui undang-undang nomor 7 tahun1984.

Jangan Tanya Kerjanya


27 tahun saya menikmati kehidupan didunia dengan segala bentuk sensasi yang dirancang oleh allah. Semua aktifitas keluarga saya sudah pahami hari ini, namun saya tidak mampu mencermati dan memahmi menyoal peran ayah dirumah seperti yang dikonstruksi oleh masyarakat. Bahwa laki-laki yang Status nya sebagai seorang ayah akan berperan sebagai kepala keluarga yang nantinya bertanggung jawab pada nafkah untuk keluarganya. Semudah itu ternyata tugas seorang ayah, tidak perlu dia memikirkan apa yang harus dipersiapkan dirumah, tidak perlu juga memikirkan bagaimana pendidikan anak nya, tidak juga akan disibukan oleh tugas-tugas rumah yang menguras waktu serta tenaga. Hanya itu perannya, bekerja diluar rumah mendapatkan penghasilan. Kemudian penghasilannya diberikan kepada istri, selanjutnya proses managemennya ditangan istri. Terlalu mudah untuk semua itu sepertinya, tapi itulah realita yang terjadi dalam masyarakat. Tanpa membuka private sebagai ibu atau istri pun, peran yang demikian secara alami disengaja hadir ditengah-tengah kita. Kenapa saya bilang ini alami disengaja, karena ini kesannya alamiah terjadi. Namun, sesungguhnya sudah ada proses penanaman nilai tersebut dalam diri masing-masing individu berdasarkan pengalamannya dilingkungan sosial.


Minggu, 16 April 2017

Balon meletus Hamizan

Ayah Hamizan senang sekali memberikan balon kepada anak nya. Dua minggu yang lalu membeli balon 8 buah dengan harga Rp. 1500/buah. Balon nya ditiup sama ayah. Niatnya Jadi mainan sama Hamizan yang berumur 7,5 bulan. Ternyata anaknya luar biasa, balon nya dari hari ke hari berangsur-angsur meletus satu persatu. Hehehe

Balon nya Hamizan habis....

Malam ini ayah kembali berinisiatif membeli balon dengan harga Rp. 500/buah. Dibeli 11buah. Ayah juga mengsi udara secara manual, di tiup oleh mulut. Hahaha..

Baru selesai ditiup oleh ayah, balonya pun langsung MELETUS..... Anaknya sih biasa aja, bunda nya yang teriak karena kaget. Hahaha



Balon menjadi hal menarik bagi Hamizan, apa lagi bisa MELETUS begitu. Jadi semakin berusaha untuk memusnahkan balon-balon itu.

Mau harga berapa pun tetap hasil nya BALON MELETUS... Uang habis, Iya.... Tapi kesenangan dan kebahagian gara-gara balon meletus tidak ada tandingannya. 😍😍😍

Sabtu, 15 April 2017

M3 Class Buku Portofolio Anak



Sebenarnya secara ngak sengaja saya jalan-jalan di beranda FB Spesialis Portofolio Anak siang tadi, terus kelihatan lah foto yang di atas. Saya langsung chat via WhatsApp nomer yang tertera tersebut dan bergabung di group Malam Minggu Manfaat (M3) Class. Kelas dimulai pukul 20.00-22.00 WIB, kita membahas tentang cara pengisian Buku Portofolio Anak (BPA) dan Kids Note ver. 1.0. 

BPA ini saya pesan akhir bulan januari 2017, waktu itu ikutan PO. BPA mendarat di Pasaman bulan Maret 2017. Semenjak buku sampai ditangan sampai sebelum M3 Class, saya belum mengisi bukunya dan belum download software kids note. hehehhee......


Minggu, 09 April 2017

PII pengobat dikala kecewa

Menjadi pelajar di Negara Indonesia tercinta adalah sebuah keharusan. Tanya kenapa? Karena dalam Undang-undang pendidikan setiap anak wajib belajar 9 tahun.

Saya alhamdulillah disekolahkan di SD Dan SMP Islam Raudhatul Jannah oleh orang tua. Selama 9 tahun itu saya menimba ilmu di sekolah yang bener-benermenggembleng siswa dengan nilai-nilai ke islman.

Saya siswa angkatan pertama SMP Islam Raudhatul Jannah, dikala itu sekolah kami belum ada heading sendiri. Jadi kami menggunakan fasilitas gedung Training Collage didepan mesjid muslimin labuah Baru kota payakumbuh. Sekolah ini tidak jauh dari pasar payakumbuh tinggal Jalan 500 meter, sudah sampai di pasar. Karena lokasinya memang berada di jantung kota payakumbuh.

Saya fikir awal nya Training Collage yang lebih akrab dipanggil TC ini khusus sekolah saya saja. Tetapi setiap pagi sampai di sekolah selalu ada anak sekolah yang keluar dari ruangan belakang kelas saya. Disana ada sekitar 3 orang laki-laki yang menginap disana. mereka bersekolah di MAN 2 Payakumbuh. Saya mengira-ngira, mereka adalah  penjaga sekolah kami. Hehehehe......

Ternyata prediksi saya salah....
Para lelaki itu adalah Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia. Langsung mikir kan ya? Pelajar Islam Indonesia (PII) itu apa? Walaupun ada papan merek PII di dinding ruangannya, saya ngak terlalu menghiraukannya.

*Bersambung

Minggu, 02 April 2017

Laki-laki atau perempuan HARUS BISA masak

Saya tiba-tiba iseng bikin status di FB dengan pertanyaan "Seberapa Pentingkan Perempuan Pinter Masak?"



yeay.......
Pertanyaan saya dijawab dominan dengan kata-kata "PENTING"!!!

Saya mah senyum-senyum simpul aja lihat komentar nya teman-teman FB, karena kami dirumah soal urusan DOMESTIK selalu berbagi tugas. ya iya lah.... Gimana saya akan melakukan semua coba?? Tangan cuma dua, waktu hanya punya 24 jam saja, fisik juga terbatas melakukannya karena kecapean, belum lagi baby hamizan demo Quality Time sama bunda nya. 

Anak vs Kekerasan

Bekerja sebagai pekerja sosial perlindungan anak, memberikan romantis tersendiri pada saya. Setiap hari selalu mendengar Dan melihat kasus anak. Miris, memang! Ingin menangis, wajar! Ingin teriak, kenapa harus seperti ini?! Tapi apa lah yang bisa Kita lakukan dengan segala keterbatasan yang kita punya.

Dua minggu terakhir saya mendampingi kasus anak yang luar biasa menurut hemat saya. Kekerasan seksual yang korbannya anak dan ternyata pelaku memiliki istri yang usia masih anak serta memiliki satu anak. Dalam satu kasus ada 3orang anak yang jadi korban oleh satu orang pelaku.
sumber : www.depoknews.id

Sabtu, 01 April 2017

Berdamai dengan Inner Child


Kecil memang Dan soal remeh temeh. Namun, sangat berdampak panjang kepada anak.

Dahulu, orang tua saya paling sering bilang itu ada hantu disana dan suasana nya memang gelap. Alhasil...... Hari ini saya sangat tidak nyaman dengan gelap dan Jadi penakut ditempat gelap. Kadang berimajinasi bahwa akan datang hantu dengan bentuk besar seperti yang ada di film-film horor itu. Pertanyaannya, kenapa bisa seperti itu???

Jawabannya sederhana, Karena itu yang ditanamkan sedari kecil dan tersimpan indah dialam bawah sadar kita.

Mendapatkan kekerasan fisik mah udah biasa dari kecil. Apalagi kalau saya lagi bertengkar dengan adik laki-laki dan bikin suasana ribut dirumah. Dijamin itu sisir atau ikat pinggang bisa melayang ke tangan dan kaki kami... Sakit???? Jangan ditanya 😥😥😥 nagis teriak-teriak kesakitan itu pasti!!!

Efek nya apa?? Kaki dan tangan berbekas memar. Marah, kesal, ingin membalas itu jelas ada. Tapi apalah daya usia anak hanya bisa menyimpan semua itu dalam hati yang kemudian diendapkan di Alam bawah sadar. Lalu kita akan lupa dengan kejadiannya. Namun, semua itu akan keluar saat kita memiliki anak dan berstatus sebagai orang tua. Dimana ada pengasuhan tanpa kita sadari merupakan bagian dari pengalaman Masa anak-anak. Kita ingin sekali untuk tidak marah kepada anak, tapi satu ketika anak melakukan kejadian yang tidak kita suka. kemudian spontan kita memukul anak, setelah itu pasti menyesal. Istilah psikologi nya inner child. Inner Child adalah sosok anak kecil yang berada di dalam diri kita (Ego Personality). Inner Child yang kita miliki ada yang dalam kondisi baik dan ada pula yang bermasalah atau bisa di katakan dalam kondisi trauma. lebih jauh lagi tentang Inner Child adalah suatu entitas besar yang biasa kita sebut "DIRI" dan sudah terbentuk sejak kita dalam kandungan dan DIRI inilah yang dengan bertambahnya usia dapat di kategorikan sebagai Inner Child-Adult-Parent.

 ketika inner child ini tidak selesai didalam diri kita, maka itu akan kita lakukan kepada anak kita tanpa kita sadari.

Yah....... Belajar untuk berdamai dengan inner child adalah sebuah KEHARUSAN!!! Dengan berdamai itu kita bisa memutus mata rantai kekerasan terhadap anak.

Setiap acara penyuluhan saya sering mengatakan bahwa, " orang tua yang melakukan kekerasan kepada anak nya, maka anak pun akan melakukan kekerasan kepada anaknya. hari ini anak korban, ketika dia menjadi orang tua Maka dia pelaku kekerasan nanti nya".

Banyak orang tua yang juga tengah berusaha untuk berdamai dengan pengasuhan masa anak-anak nya. Karena mendidik anak sama halnya mendidik satu generasi. Perlu perubahan dalam pendidikan anak. Tetapi poin besarnya, kita sebagai orang tua yang Harus berubahnya. Saya bisa dikatakan GILA untuk belajar soal parenting, karena saya menyadari bahwa saya memiliki inner child yang tidak baik sehingga perlu terus meningkatkan pengetahuan dan, kemampuan untuk mengelola kemarahan masa anak-anak.

Menjadi orang tua bukan persoalan mendapatkan sertifikat ideal dan baik saja. Tetapi bagaimana kita mampu merubah gaya pengasuhan orang tua kita dahulu untuk pengasuhan terbaik bagi generasi kita selanjutnya. Menjadi orang tua pembelajar adalah sebuah KEHARUSAN.