Sabtu, 04 Februari 2017

Menjadi Pumping Mother

orang-orang kenalnya setelah melahirkan bayi diberikan ASI yang disusui langsung oleh ibu nya. kalau lah ibu nya tida bisa menyusui langsung, maka akan diberikan susu formula.

saya adalah salah satu ibu yang tidak bisa menyusui langsung karena bayi nya sudah bingung puting sejak berumur 1minggu. ini kesalahan karena ketidak tahuan saya soal resiko penggunaan DOT.

saya yang harus keluar masuk rumah sakit pasca lahiran sampai bayi nya berumur 20hari. sehingga selama saya di rawat, bayi nya saya pompa kan asi. lebih dekenal dengan ASI PERAH (ASIP). selama proses penyembuhan saya itu lah bayi nya diberikan DOT, hanya 5hari dia berusaha menyusui di payudara saya. setelah itu dunianya teralihkan kepada DOT. saya tahu dampak buruk penggunaan DOT setelah satu bulan umur bayi. Saya juga mencari informasi, kenapa bayi nya tidak mau menyusui langsung kepada saya. jawabannya bikin saya menangis dan rasa bersalah luar biasa, ternyata DOT!!!



saking pengen tahu soal pemberian ASI saya ikut gabung di group FB Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dan mencari group FB yang lain tentang ASI. terus mengontak AIMI menanyakan konselor laktasi. niatnya akan berusaha melepaskan DOT. tapi sayang chat saya tidak mendapatkan balasan dari AIMI.

coba ganti media pemberi ASI nya, baby nya belum bisa. saya ngak betah juga kasih ASI melalui cupfeeder. akhirnya saya setia dengan DOT merek Tommee Tippee asal UK.

selama sakit dan masa pengobatan, saya juga sulit untuk menggendong bayi. karena saya menggunakan keteter full 24 jam. sehingga saya tidak mampu menggendong bayi lama-lama. belum lagi baby blues nya kan. secara ini anak pertama. mana jauh dari orang tua lagi. lengkap lah itu.

keinginan saya memberikan ASI EKSLUSIF itu terus saya perjuangkan. sekalipun saya harus memerah ASI setiap bayi nya akan menyusu. saya tidak peduli. karena bagi saya, melalui itu juga kelekatan dan ikatan batin antara ibu dan anakjuga busa di raih. walaupun orang-orang bilang, menyusui langsung itu ibu dan anak ada kelekatannya. tapi menurut saya juga tidak seperti itu sepenuhnya.

saya terus mecoba menyusui anak saya langsung, tapi memang kurang disiplin. anak nya pun tidak sabar menyusu langsung, karena dia butuh usaha ekstra untuk menghisap ASI dari payudara. Jadi nya, ketika baby nya mau menghisap payudara, maka saya berikan. walaupun hanya bertahan hitungan menit saja. tapi setidaknya dia juga kenal bahwa payudara sebenarnya sumber kehidupannya. kalau sekarang payudara saya berfungsing sebagai teather. hehehe. sakitnya minta ampun.

pilihan saya sebagai "Ekslusif pumping mother", dipandang aneh oleh sebagian orang.  pasti mereka menanyakan kenapa tidak menyusu langsung aja. mau dijelaskan panjang kali lebar pun, orang jug sulit paham. soal bingung puting. walaupun saya udah ganti model DOT nya dari versi biasa ke versi DOT yang mirip puting dan anti kolik. tetap saja orang membicarakan itu sebagai sesuatu yang tidak wajar.

mereka ngak tau aja kalau saya tersiksa sebenarnya menjadi pumping mother. mesti pompa terus sampai tangan ngilu. mesti bangun tengah malam, sebelum bayinya terbangun. agar ada Stok ASI nya pas bayi minta susu. mesti cuci bersih alatpompa dan DOT nya. lebih parah saya musti mengeluarkan uang lebih untuk terus mengASIhi.

saya memang perempuan yang bekerja diluar rumah, arti nya pasca cuti saya akan bekerja kembali dan mengharuskan saya untuk memompa ASI ditempat kerja atau di perjalanan dinas.

semua nya saya nikmati, demi baby boy ini terus terpenuhi hak nya untuk mendapatkan ASI. ini juga salah satu dari Hak Anak,yaitu memastikan tumbuh kembang anak. ASI adalah kebutuhan nya ketika 6bulan awal masa kehidupannya, sebelum bayi dikenalkan Makanan Pendamping ASI.

semoga saya bisa istiqamah terus mengASIhi sampai baby nya berusia 2tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar