Rabu, 15 Mei 2013

menulis ala mas mumuk

pagi ini aku disapa oleh kalimat "jangan hidup dengan kemarahan"!!!

ini pelajaran yang sangat menarik memang,,,, fasilitatornya melihat kepada ku... seakan-akan memberikan sinyal bahwa, "Kamu jangan hidup dengan kemarahan". ayo belajar untuk menerima kenyataan hidup dan bernegosiasi dengan alam. bahwa semua itu yang menghantar mu sampai menjadi sosok perempuan tangguh hari ini dari masa lalu mu.

aku banyak belajar dari fasilitator yang pada awalnya ngak asyik banget!!!
facenya yang kusam, matanya merah. gaya dia berdiri yang ngak pernah tegap kemudian rambut ikalnya yang sengaja dipanjangkan sebahu. gaya bicaranya dengan logat jawa. membuat ku berkesimpulan, ngak asik deh kayaknya neh. kok seperti menggurui ya...???
ternyata dia punya trik tersendiri untuk membuat peserta berhasil menuliskan perjalanan hidupnya. aku yang awalnya sudah mumet ketika mempersiapan tulisan itu dari padang, nyampe disini tulisan ku yang sudah 3 lembar itu tidak dipakai. karena kita harus menuliskan pengalaman kita. bukan pengalaman orang lain yang kita tidak mendalaminya.

aduhhhhh,,,,,,,,,,,,,,,,,
aku mulai ribet neh....
gimana mau nulis nya? apa yang mau aku ceritakan?
bungung...... dikepala itu udah muncul banyak pertanyaan yang tak dijawab!!

aku tanya ke mas mumuk,,, terus tulisan aku yang udah dibikin itu gimana dunk mas??? si mas nya jawab,"ya sudah nanti bisa disambung-sambungkan kok". gubrak %$#^&*(#@!)(_+1';,..,></////
kok jawabnya gitu ya???

nuliskan ngak mudah toh, mas???? (dalam hati)

mas mumuk itu selalu ketawa-ketawa aja kalau udah liat muka-muka kami sepet ngak jelas dan pada galau untuk menulis..... kak midha yang paling sering kasih guyonan, agar ruangan pecah dengan gelak tawa.

aku disetiap sesi itu menikmati sekali, sampai-sampai aku peserta pertama yang sudah selesai kerangka penulisannya. karena mas mumuk minta kami menuliskan pengalaman kami sehingga kami menjadi aktifis perempuan. aku langsung ingat persoalan keluarga ku, yang kemudian menghatarkan ku untuk memilih menjadi aktifis perempuan. pertanyaan simpel sebenarnya, tapi banyak kawan-kawan yang merasa ragu untuk menuliskan itu. semuanya cemas dan tidak berani menuliskan kepingan pengalaman hidupnya yang begitu istimewa untuk orang lain.

ketika aku konsultasi dengan mas mumuk soal kerangka penulisan ku, maka kerangkanya seperti ini :
1. Pengalaman pribadi kasus keluarga
2. aktif di Nurani Perempuan Women's Crisis Center
3. Hambatan menjadi aktifis perempuan
4. Visi yang ingin aku capai

simpel ternyata, bukan???
pada hal awal berangkat untuk pelatihan Menulis dan Media sosial bagi aktifis perempuan muda dari FAMM Indonesia itu, aku sudah dua minggu memikirkan tulisannya apa??? sampai 2 hari sebelum berangkat aku baru mulai menulis dan hanya 3 lembar.

keajaiban terjadi,,,, ketika aku menulis dalam pelatihan ini......
dalam waktu 2 jam aku bisa menyelesaikan 4 halam tulisan dnegan ukuran font 11, model huruf calibri dan spasi 1. ini HEBAT!!! aku menulis dengan tangisan,,,, memori ku terpanggil kembali...
kejadian 15 tahun yang lalu aku urutkan hingga hari ini. aku bercerita perjalanan hidupku dengan simple. semuanya mengalir begitu saja. aku memilih tempat menulis di mushala wisma hijau lokasi pelatihan kami. didalam mushala itu hanya ada aku dan beberapa orang lalu lalang didepannya.

aku terus menulis ditemani tangisan yang sengaja aku senyapkan, agar bapak yang tertidur di shaf bagian belakang itu tidak terbangun karena tangisan ku.

setelah makan siang,kami diminta berkumpul lagi di ruangan pertemuan. mas mumuk nanya,"gimana menulisnya?". ada yang jawab udah asik, ada yang jawab masih belum lepas nulisnya, ada yang jawab baru setengah lembar. mas mumuk seperti biasa, merespon dengan senyum-senyum lalu ketawa. menurutnya menulis itu harus diselesaikan dengan menulis dan menulis itu harus sabar!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar