Terkadang
berbicara soal rasa membuat kita terbentur pada kata STRATA
aku
selalu mencoba untuk meyakinkan diri bahwa strata bukan pada kita
strata
ada pada orang-orang yang melihat kita
kita
terlalu terpenjara oleh nuansa paradigma orang kebanyakan
kita
biarkan cara pandang orang lain menggerogoti rasa antara kita
yah,,,,
terkadang aku egois untuk yang satu ini
tapi
ada hal yang paling egois ketika kita selalu berusaha untuk menjauh
sementara
kita tersiksa oleh kejauhan itu
kita
tidak perlu membohongi diri bahwa kita selalu berusaha untuk tanpak tegar
kita
juga tidak perlu terus memperlihatkan raut wajah sumringah ditengah kacau
balaunya rasa
kita
hanya butuh satu bentuk keterbukaan atas nama kejujuran dan kepercayaan
sepanjang
kita mampu menarik energy positif dari alam
aku
mungkin bukan sosok makhluk yang diciptakan oleh sang pencipta dengan segala
kesempurnaan
aku
juga bukan makhluk yang diciptakan dengan segala bentuk kesatuan
aku
diciptakan dengan segala bentuk ketidak samaan
aku
diciptakan karena adanya perbedaan
sehingga
aku berusaha untuk menjadi yang terbaik meskipun aku belum baik
aku
membuka ruang untuk kita bersama menterjemahkan apa yang sesungguhnya kita rasa
aku
belajar memahami dari sudut yang orang lain tidak tahu
aku
belajar untuk menerima dari sudut yang kamu dan mereka tak pahami
aku
belajar untuk menjadi kuat ketika kamu melemah
aku
belajar menjadi ruang hampa ketika kamu terlalu sesak oleh himpitan persoalan
aku
belajar menjadi tegar ketika kamu meluapkan rasa marah yang mungkin kamu tak
tahu darimana asalnya
kalimat
yang kamu sampaikan bahwa “aku terlalu baik bagi mu” itu
sesungguhnya
kalimat yang harus aku sampaikan pada mu
karena
kamu membuat ku selalu menelusuri jalan-jalan terbaik untuk pilihan-pilihan
hidup ku
aku
menemukan cara untuk mengatasi problematika kehidupan dari mu
aku
memahami arti keegoisan dari apa yang kamu lontarkan
aku
juga mengerti bahwa perbedaan yang sering kamu teriakan itu adalah satu keberagaman
yang memperkaya warna dalam kanvas kehidupan
aku
juga menyadari kita musti yakin dan percaya atas pilihan hidup yang kita ambil
mungkin
kamu menjadi sosok terbaik yang mampu bertahan dalam egoisnya aku memandang
kehidupan
mungkin
kamu juga secara perlahan membuka tabir kemarahan yang aku punya
mungkin
kamu juga yang membisikkan pada ku bahwa aku harus mampu menerima ujian itu
dengan ikhlas
aku
harus bisa belajar menerima keputusan yang kamu ambil
aku
juga harus bisa belajar menghargai pilihan-pilihan yang kamu berikan
meskipun
pada akhirnya kita sama-sama tersakiti atas kesepakatan itu
sayangnya,
kita belum menyepakati apapun
sayangnya
kita masih berada pada kulminasi diri sendiri
sayangnya
kita masih terpenjara oleh apa yang kita maknai sendiri-sendiri
sayangnya
kita selalu berusaha untuk mengingkari apa yang kita rasakan
*pyk,11:40,230513*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar