Jumat, 17 Februari 2017

Surat Perjalanan Cinta

Dear temen seperjuangan,,,



Pertemuan kita pertama kali itu ketika ada training di organisasi yang sama kita geluti ya yang. Awalnya aku pasang tameng yang tajam, soalnya aku sulit membuka komunikasi dengan orang baru dikala itu. Hehehe…. Ya iya lah, kan waktu itu aku masih eSeMPe…

Kurang lebih 10 tahun, kita seperti orang yang ngak kenal juga ya yang. Sekalipun pernah komunikasi, paling sebatas soal kegiatan oragnisai doang. Pas mau nikah aja ayang nya nanya, “boleh ngak keluarga aku datang menjemput mu”. Haduh……. Baca sms nya bikin kelelep loh. Hati nya aja langsung lumer, jantung jadi bekerja cepat memompa darah keseluruh tubuh. Aish…………. Mau jawab apa ini????


Tangan yang gemetaran pegang hape Cuma bisa ketik satu huruf doang yaitu “Y”. buang-buang pulsa banget itu sms Cuma satu huruf doang. Hehehe…….

Proses komunikasi yang terus berlanjut dan pada akhirnya kita putuskan untuk mempertemukan dua keluarga dalam rangka tunangan tanggal 31 Juli 2014. Ketika itu disepakati kita akan menikah setelah lebaran Idul Adha 2014. Kalau kita berdua sepakat nya bulan oktober ya yang…. Loby ke papa itu gampang-gampang mudah… pada akhirnya 23 Oktober 2014 tepat nya hari kamis. Alhamdulillah kita sah sebagai pasangan pengantin baru. Hihihii……

Perjalanan berumah tangga itu dimulai ya yang…
Tangga pertamanya kita LDM-an kurang lebih 6 bulan,,, tragis banget itu. Masa baru nikah udah pisah-pisah. “Kamu disana, aku disini” lagunya…. Tapi abang tetap jalani Pasaman-Payakumbuh, sekalipun hujan badai gelombang tetap dihadang buat ketemu pasangan tercinta. Jiah……….so sweet ya kalau dikenang-kenang perjalanan awal menikah itu.

Allah sayang banget ama kita ya yang. Allah menghantarkan kita pada keputusan untuk pindah dan menetap di Pasaman, agar kita terus bersama. Sekalipun aku musti berhenti bekerja. Paling di ingat itu abang bilang,”rejeki kita mungkin tidak ada di Payakumbuh, sehingga kita harus di Pasaman untuk menjemput rejeki”.

Kita sama-sama memulai dari 0… kayak iklannya di SPBU yah?

Menyelesaikan benang kusut yang tergumpal erat, mengurai satu persatu solusi, menyatukan bait-bait semangat…. Kita yakin bahwa apa pun kondisi nya, ketika kita bersama insya allah akan lebih menenangkan satu sama lain.

Bersemayam di Pondok Mertua Indah (PMI) kadang memicu konflik diantara kita. Karena sebelum menikah kita sudah menyepakati beberapa hal mendasar dan salah satunya hidup mandiri terpisah dari orang tua kita masing-masing. Tapi Allah memang maha adil ya yang… kita sama-sama mencoba hidup di PMI. Hehehe
Berakhirlah PMI pada anniversary kita pertama…. Mulai mengarungi bahtera rumah tangga kedua. Hidup serba pas-pasan dan dengan segala keterbatasan, tapi kecupan sayang itu menjadi ritual tersendiri ya yang…. Walaupun ngak punya uang, yang penting berdua… serasa dunia milik kita berdua dan yang laen ngontrak. Asyiiiikkkkk…… hahaha…..

Akhir Desember 2015, Allah menitipkan amanah besar dirahim aku. Setahun lebih penantian kita, ternyata Allah berikan ketika kita benar-benar siap menerimanya. Syukur yang tak henti-hentinya untuk kepercayaan yang diberikan Allah. Kita saling menjaga amanah itu. Aku yang kadang childist dan manja, berasa mendapatkan curahan perhatian dari abang ketika hamil membuat cinta terus tumbuh dan berkembang.

Kelahiran anak kita dan semangat yang terus dibisikan disela-sela perjuangan melahirkan itu, membuat aku yakin bahwa kita adalah sosok ideal yang dipertemukan Allah. Kita bagaikan satu tim dalam menyelesaikan misi perjuangan antara hidup dan mati. Perjuangan melahirkan yang hampir 24 jam itu, akhirnya menyejukan hati kita dengan suara tangisan pertamanya. Berasa pengen nagis loh yang sambil ketik tulisan ini….. T_T
Kita beri nama Hamizan Asyam dengan arti anak laki-laki yang menjadi penguat dan penjaga kedua orang tuanya serta menjadi anak yang terhormat nantinya.

Perjuangan belum berhenti ya yang……
Selesai melahirkan aku harus bolak-balik keluar rumah sakit untuk pengobatan retensi urine yang mengakibatkan hamizan musti ASIP sepanjang hari. Tapi ayang selalu menguatkan…. Bahwa kita masih diberi kenikmatan memiliki anak, perempuan yang sore itu datang anaknya meninggal setelah dia hamil 9 bulan dan perjuangan melahirkan. Ahgr…….

Rumah sakit adalah salah satu tempat yang memupuk rasa sabar dan ikhlas akan coba an dikala itu. Kita selalu berdua tidur di rumah sakit sementara hamizan di rumah. Sekali 2 jam abang harus mondari-mandir pulang kerumah mengantarkan ASIP hamizan, demi perjuangan ASI EKSLUSIF buat hamizan. Hujan, badai, dinginnya malam, panasnya siang… semua dilalui dengan tujuan kita bisa memenuhi kebutuhan ASI hamizan. Terimakasih ya yang…. Sudah menjadi Ayah ASI. Love U…

Perhatian yang diberikan sebenarnya tidak mampu diwakili oleh kata-kata yang ada ditulisan ini. Tanggung jawab yang luar biasa sebenarnya tak cukup terurai disini. Rasa sabar menghadapi aku yang mengalami babyblues pasca melahirkan. Rasa sabar menghadapi aku yang kadang uring-uringan akibat PMS juga tidak bisa terwakili disini. Sehingga beberapa minggu yang lalu aku membisikan, “Aku tengah belajar melihat abang dari sisi kelebihan abang, bukan dari sisi kekurangan”.

Aku belajar banyak loh yang selama kita bersama… terutama melihat persoalan dan solusi dari kacamata yang tidak lazim bagi orang kebanyakan. Terimakasih telah menjadi teman seperjuangan dalam mengarungi bahtera rumah  tangga ini…. Terimakasi sudah menjadi ayah yang paling baik buat hamizan…. Terimakasih atas segala kebahagiaan dan kasih sayang selama ini…. Terimakasih buat semua kebaikan abang ke keluarga besar kita….

Serius nagis pas nulis ini loh……………………
Ternyata aku banyak melewati sisi kebahagian bersama abang…
Semoga kita menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah warrahmah…

Do’a kan aku terus menjadi perempuan pembelajar untuk rumah kecil kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar