Dear temen
seperjuangan,,,
Pertemuan
kita pertama kali itu ketika ada training di organisasi yang sama kita geluti
ya yang. Awalnya aku pasang tameng yang tajam, soalnya aku sulit membuka
komunikasi dengan orang baru dikala itu. Hehehe…. Ya iya lah, kan waktu itu aku
masih eSeMPe…
Kurang
lebih 10 tahun, kita seperti orang yang ngak kenal juga ya yang. Sekalipun
pernah komunikasi, paling sebatas soal kegiatan oragnisai doang. Pas mau nikah
aja ayang nya nanya, “boleh ngak keluarga aku datang menjemput mu”. Haduh…….
Baca sms nya bikin kelelep loh. Hati nya aja langsung lumer, jantung jadi
bekerja cepat memompa darah keseluruh tubuh. Aish…………. Mau jawab apa ini????
Tangan
yang gemetaran pegang hape Cuma bisa ketik satu huruf doang yaitu “Y”. buang-buang pulsa banget itu sms
Cuma satu huruf doang. Hehehe…….
Proses
komunikasi yang terus berlanjut dan pada akhirnya kita putuskan untuk
mempertemukan dua keluarga dalam rangka tunangan tanggal 31 Juli 2014. Ketika
itu disepakati kita akan menikah setelah lebaran Idul Adha 2014. Kalau kita
berdua sepakat nya bulan oktober ya yang…. Loby ke papa itu gampang-gampang
mudah… pada akhirnya 23 Oktober 2014
tepat nya hari kamis. Alhamdulillah kita
sah sebagai pasangan pengantin baru. Hihihii……
Perjalanan
berumah tangga itu dimulai ya yang…
Tangga
pertamanya kita LDM-an kurang lebih 6 bulan,,, tragis banget itu. Masa baru
nikah udah pisah-pisah. “Kamu disana, aku disini” lagunya…. Tapi abang tetap
jalani Pasaman-Payakumbuh, sekalipun hujan badai gelombang tetap dihadang buat
ketemu pasangan tercinta. Jiah……….so sweet ya kalau dikenang-kenang perjalanan
awal menikah itu.
Allah
sayang banget ama kita ya yang. Allah menghantarkan kita pada keputusan untuk
pindah dan menetap di Pasaman, agar kita terus bersama. Sekalipun aku musti
berhenti bekerja. Paling di ingat itu abang bilang,”rejeki kita mungkin tidak
ada di Payakumbuh, sehingga kita harus di Pasaman untuk menjemput rejeki”.
Kita
sama-sama memulai dari 0… kayak iklannya di SPBU yah?
Menyelesaikan
benang kusut yang tergumpal erat, mengurai satu persatu solusi, menyatukan
bait-bait semangat…. Kita yakin bahwa apa pun kondisi nya, ketika kita bersama
insya allah akan lebih menenangkan satu sama lain.
Bersemayam
di Pondok Mertua Indah (PMI) kadang memicu konflik diantara kita. Karena
sebelum menikah kita sudah menyepakati beberapa hal mendasar dan salah satunya
hidup mandiri terpisah dari orang tua kita masing-masing. Tapi Allah memang
maha adil ya yang… kita sama-sama mencoba hidup di PMI. Hehehe
Berakhirlah
PMI pada anniversary kita pertama…. Mulai mengarungi bahtera rumah tangga
kedua. Hidup serba pas-pasan dan dengan segala keterbatasan, tapi kecupan
sayang itu menjadi ritual tersendiri ya yang…. Walaupun ngak punya uang, yang
penting berdua… serasa dunia milik kita berdua dan yang laen ngontrak.
Asyiiiikkkkk…… hahaha…..
Akhir
Desember 2015, Allah menitipkan amanah besar dirahim aku. Setahun lebih
penantian kita, ternyata Allah berikan ketika kita benar-benar siap
menerimanya. Syukur yang tak henti-hentinya untuk kepercayaan yang diberikan
Allah. Kita saling menjaga amanah itu. Aku yang kadang childist dan manja,
berasa mendapatkan curahan perhatian dari abang ketika hamil membuat cinta
terus tumbuh dan berkembang.
Kelahiran
anak kita dan semangat yang terus dibisikan disela-sela perjuangan melahirkan
itu, membuat aku yakin bahwa kita adalah sosok ideal yang dipertemukan Allah.
Kita bagaikan satu tim dalam menyelesaikan misi perjuangan antara hidup dan
mati. Perjuangan melahirkan yang hampir 24 jam itu, akhirnya menyejukan hati
kita dengan suara tangisan pertamanya. Berasa pengen nagis loh yang sambil
ketik tulisan ini….. T_T
Kita beri
nama Hamizan Asyam dengan arti anak laki-laki yang menjadi penguat dan penjaga
kedua orang tuanya serta menjadi anak yang terhormat nantinya.
Perjuangan
belum berhenti ya yang……
Selesai
melahirkan aku harus bolak-balik keluar rumah sakit untuk pengobatan retensi
urine yang mengakibatkan hamizan musti ASIP sepanjang hari. Tapi ayang selalu
menguatkan…. Bahwa kita masih diberi kenikmatan memiliki anak, perempuan yang
sore itu datang anaknya meninggal setelah dia hamil 9 bulan dan perjuangan
melahirkan. Ahgr…….
Rumah
sakit adalah salah satu tempat yang memupuk rasa sabar dan ikhlas akan coba an
dikala itu. Kita selalu berdua tidur di rumah sakit sementara hamizan di rumah.
Sekali 2 jam abang harus mondari-mandir pulang kerumah mengantarkan ASIP
hamizan, demi perjuangan ASI EKSLUSIF buat hamizan. Hujan, badai, dinginnya
malam, panasnya siang… semua dilalui dengan tujuan kita bisa memenuhi kebutuhan
ASI hamizan. Terimakasih ya yang…. Sudah menjadi Ayah ASI. Love U…
Perhatian
yang diberikan sebenarnya tidak mampu diwakili oleh kata-kata yang ada ditulisan
ini. Tanggung jawab yang luar biasa sebenarnya tak cukup terurai disini. Rasa
sabar menghadapi aku yang mengalami babyblues pasca melahirkan. Rasa sabar
menghadapi aku yang kadang uring-uringan akibat PMS juga tidak bisa terwakili
disini. Sehingga beberapa minggu yang lalu aku membisikan, “Aku tengah belajar
melihat abang dari sisi kelebihan abang, bukan dari sisi kekurangan”.
Aku
belajar banyak loh yang selama kita bersama… terutama melihat persoalan dan
solusi dari kacamata yang tidak lazim bagi orang kebanyakan. Terimakasih telah
menjadi teman seperjuangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga ini…. Terimakasi sudah menjadi ayah
yang paling baik buat hamizan…. Terimakasih atas segala kebahagiaan dan kasih
sayang selama ini…. Terimakasih buat semua kebaikan abang ke keluarga besar
kita….
Serius
nagis pas nulis ini loh……………………
Ternyata
aku banyak melewati sisi kebahagian bersama abang…
Semoga
kita menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah warrahmah…
Do’a kan
aku terus menjadi perempuan pembelajar untuk rumah kecil kita….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar