Jumat, 06 April 2012

NURANI PEREMPUAN WOMAN’S CRISIS CENTER : BEDAH TUBUH PEREMPUAN


Diskusi nurani perempuan woman’s crisis center, jum’at (6/4)membicarakan tentang Tubuh Perempuan dan Globalisasi. Diskusi ini bertemakan tubuh perempuan dan globalisasi, adapun tujuan dari diskusi ini adalah terbangunnya pemahaman bersama bagaimana tubuh perempuan yang telah dieksploitasi oleh globalisasi. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 14.30 – 17.00 WIB di kantor Nurani Perempuan jl. Anggrek no. 12 komplek flamboyan. Diskusi ini dihadiri oleh Dosen FISIP UNAND, Dosen IAIN Imam Bonjol, Dosen STKIP, seniman dan mahasiswa UNAND.

Diskusi ini berawal dari paparan Fadlillah dari UNAND, beliau menyampaikan bahwa Foucault memandang tubuh merupakan hasil konstruksi dari masyarakat. Maksudnya, tubuh menerima makna dari masyarakat—jadi, tubuh adalah reseptor makna, bukan generator/pelahir makna. Melalui diskursus yang sarat akan proyek kekuasaan, tubuh telah dimanfaatkan, diubah, ditransformasikan, didisiplinkan, dan dikontrol oleh masyarakat agar menjadi tubuh yang taat (docile body).
Yefri Heriani, direktur Nurani perempuan menyampaikan, “perlu ada pemberontakan oleh manusia terhadap kekuasaan atas tubuh”. Karena selama ini tubuh kita dikuasai oleh pihak yang berkuasa, sehingga kita berada pada kondisi tidak bebas dan merdeka atas tubuh kita sendiri. Semua orang dikonstruksi oleh media untuk tampil sesuai dengan trend yang sedang berkembang, sehingga tidak ada kebebasan orang untuk mengekpresikan dirinya sesuai apa yang mereka mau. Ranny Emilia, dosen UNAND menyampaikan bahwa kekuasaan atas tubuh berpindah kepada kekuasaan kapital. Karena menurutnya sekarang kita telah dikuasai oleh sekelompok elit yang berkuasa dan kita harus menjalankan apa yang menjadi ide – ide dari pemegang kekuasaan tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar