Senin, 23 Oktober 2017

Anniversary 3th

Tiga tahun sudah perjalan kita dalam bingkai rumah tangga. Tak terasa waktu berjalan. Kita yang memulai dari koordinat minus dan kemudian berangsur-angsur bergerak kearah plus. Rasanya nano-nano dengan rentetan panjang cerita suka duka bersama pasangan hidup yang ngak romantis sama sekali. 



Kadang terfikir untuk mengakhiri proses perjalanan bahtera rumah (ber)tangga ini. Terasa tidak kuat melangkahkan kaki untuk menaiki anak tangga yang ada. Terasa letih dengan temuan-temuan konflik kita. Terasa muak untuk terus bertahan.

Semuanya terfikir ketika kita sedang adu argumen dengan penuh emosi. Semua terasa ketika kita saling mempertahankan ego masing-masing. Semua terlintas ketika diri menuntut lebih. Ahg........................ manusia mana yang tidak tergoda untuk sebuah "tuntutan lebih", apalagi membandingkan dengan pribadi orang lain.

Ternyata kita masih mampu mengalahkan ego masing-masing, walaupun selalu kata maaf itu keluar dari mulut laki-laki yang menjadi teman seperjuangan untuk rumah kecil kami. Sampai dia mengatakan selama pernikahan kita, setiap belum pernah saya mendengar kamu mengatakan "MAAF" pertama kali. Wah......... saya langsung merasa bersalah! Mengapa sulit sekali mengucapkan maaf ketika kami bertikai? Mengapa maaf itu selalu keluar dari dia. 

Mungkin karena saya belum bisa mengendalikan ego sehingga merasa kalah kalau mengucapkan MAAF pertama kali. Entahlah...... 

Sama halnya ketika kita perang dingin, pasti selalu dia yang memulai untuk memecah kebekuan. Kalau lagi training itu ada ice breaker nya. Nah kalau lagi diam-diaman, pasti dia memulai pembicaraan. Walaupun kadang garing, tapi tetap itu memecahkan kebisuan antara kita. 

Setiap saya marah luar biasa pasti dia hadir untuk memeluk dan dengan sendirinya amarah tadi berangsur reda. Sungguh tidak menyangka ternyata pelukan saat marah itu membuat hati kembali tenang. Membuat jiwa kembali nyaman dan pikiran mulai logis. 

Tiga tahun bersama, membuat saya kembali mengevaluasi diri. Bahwa terlalu banyak yang belum baik dilakukan selama ini dalam kehidupan bersama. Masih butuh waktu untuk terus belajar memanajemen diri, waktu dan aktifitas agar bisa berjalan seirama. 

Pohon impian keluarga kita yang belum sempat didokumentasikan dengan baik. Tujuan keluarga yang harus dievaluasi. Mungkin perlu turunan dari visi misi itu agar lebih detail dan jelas. 

Proses panjang memang, mencari model-model pendekatan sambil jalan adalah sebuah kemestian untuk kita. 

Walaupun kita masih jarang melakukan diskusi keluarga karena kesibukan masing-masing. Tapi setidaknya kita sudah menetapkan visi misi keluarga untuk masa depan bersama. 

Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini. Mengevaluasi diri untuk kebaikan ke depan harus dituliskan. Agar dapat dilihat sebagai pengingat nanti nya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar