Awal jaman-jaman SMA aku merancang masa depan dengan penuh
suka cita. Dimana aku merencanakan untuk kuliah di Universitas Andalas, yang
kata orang merupakan kampus termegah di asia tenggara dan juga tertua di
sumatera. Kemudian setelah selesai kuliah di umur 22 tahun aku akan berkarier
terlebih dahulu selama 2 tahun dan akan menikah di umur 24 tahun. Alhamdulillah
ALLAH mengijabah do’a dan rencana hidup yang aku coba rancang ketika itu.
Aktifitas ku berlanjut seperti orang kebanyakan, menjadi
surveyor dari lembaga penelitian sebagai salah satu cara untuk bertahan hidup. Kemudian
aku melamar kerja sana sini, yang sejati nya itu hanya bentuk pragmatisme saja
pada kehidupan. Dari dulu aku tidak pernah berfikir untuk bekerja sebagai staf
atau pegawai biasa. Ada rasa powerless ketika aku belum punya penghasilan tetap
ketika itu. Semua orang selalu bertanya kerja dimana? Hadewh….. jawaban yang
paling ribet untuk dijawab. Butuh waktu berjam-jam pada akhirnya orang itu
tidak akan bertanya lagi. Untung saja aku punya kawan setia yang cara fikirnya
mendekati lah dengan ku. Ampe udah nikah gini dia masih aja setia berkawan
dengan ku. Hehehe
Alhamdulillah di penghujung 2013 pasangan ku dengan tiba-tiba
datang, ngak terlalu banyak basa-basi dia nanya status aku?? Sebelumnya aku
sudah banyak nolak orang yang datang dan bertanya terkait status dan keinginan
ku untuk segera menikah. Aku dengan enteng jawab ke orang-orang itu, kalau aku
mau kerja dan lanjut S2 dulu. Maka dari itu belum ada planning buat segera
nikah, kemungkinan belum dalam waktu dekat ini. Banyak persoalan personal yang
harus diselesaikan. Jawaban ini ternyata ngak berlaku untuk pasangan ku hari
ini. Sepanjang shalat lail dan ikhtiar ku, dia selalu aja menjadi bayang-bayang
dalam keputusan-keputusan ku pada orang-orang yang datang itu. Aneh memang!! Namun,
itu lah yang terjadi, aku pun hanya mampu tersenyum ketika orang-orang itu
pergi dengan rasa kecewa.
Kawan setia ku selalu memberikan pandangan-pandangan menarik
disetiap pilihan yang ku putuskan. Dia juga yang berperan penting dalam situasi
aku harus memutuskan menikah dan menerika pasangan ku itu. Kami seperti
anak-anak sebenarnya untuk urusan rasa itu, bahkan dia hanya bilang akan
membawa keluarganya datang kerumah dan itu ketika kami berkelakar sesungguhnya.
Dalam waktu singkat aku memutuskan untuk menjawab pesan singkat itu dengan
huruf “Y”. Pada akhirnya berubahlah kondisi ku yang awalnya perempuan single
menjadi perempuan yang akan segera di khitbah oleh laki-laki yang sebenarnya
tidak begitu akrab dengan ku secara kasat mata. Sekalipun dia menjadi salah
satu teman untuk aku bertukar fikiran, diskusi dan membuat beberapa keputusan penting
dalam perjalanan hidup ku.
2014 itu mulai dia penjajakan dan mempertanyakan soal
keseriusan ku untuk segera menikah dan berbagai kesepakatan kita buat bersama
untuk menjaga nilai-nilai yang sama-sama kita anut. Kami berusaha untuk membuat
rencana-rencana strategis dalam persiapan pernikahan itu. Dan ketika itu pula
ALLAH memberikan ku kesempatan untuk bekerja di BIMBEL GO dan mendapat proyek
PLP-BK di payakumbuh. Jalan nya begitu indah dan terbuka lebar untuk
mengumpulkan rezeki sampai sebelum menikah itu. Akhirnya 31 juli 2014 dia
datang kerumah untuk acara lamaran dan ini bertepatan dengan hari lebaran ke
tiga.
Acara lamaran yang begitu singkat dan dihadiri oleh keluarga
besar ku juga, ternyata mengikat ku dengan janji yang begitu berat. Cincin emas
sebagai symbol bahwa kami sudah menjalankan prosesi khitbah. Kemudian ditetapkan
abis lebaran idul adha kami akan melangsungkan pernikahan. Belum ada
kesepakatan tanggal sebelumnya. Seiring perjalan waktu ditetapkan lah tanggal
26 oktober 2014 menikah, karena ada jadwal tes CPNS yang aku tidak inginkan itu
(menyenangkan hati papa aja), akhirnya pernikahan kami dipercepat menjadi
tanggal 24 oktober 2014.
Sepanjang masa penantian itu, berbagai macam bentuk ujian
yang datang kepada kami. Bahkan aku sampai mengatakan untuk membatalkan saja
rencana pernikahan itu. Keluarga pasangan ku juga mendapat musibah. Semua nya
beruntun terjadi! Herannya ALLAH tetap menyelesaikan itu semua dengan
rencananya yang luar biasa. Memutuskan menikah di 24 tahun itu adalah keputusan
luar biasa bagi ku!
**catatansiangdiperpusdalbs250614**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar